Senin, 28 Maret 2011

Kuingin selalu dekat denganMu

tak terasa air mataku terjatuh lagi...
yah mungkin sudah menjadi hal yang biasa...
aku terjatuh lagi
aku merasa jenuh lagi...
aku tak mengerjakan semua kehidupan rohaniku...
aku merasa banyak masalah dengan orang-orang di sekitarku...
tetapi aku teringat lagi ada seseorang yang selalu menantiku untuk kembali...
membuatku kembali bangkit dari keterpurukan kehidupan rohaniku
aku terlalu sering jatuh...
aku terlalu sering melupakan Dia yang seharusnya aku andalkan dan aku ingat di setiap gerak langkah hidupku...
aku merasa rapuh
aku tidak layak untuk menjadi seorang anak yang telah ditebus oleh darahnya...

aku terdiam...
kulipat tanganku, kutundukkan kepalaku...
aku bertelut
aku terdiam...
air mataku kembali menetes...
Tuhan aku selalu begini...
aku selalu menjadi seorang anak yang rapuh
tapi Engkau tak pernah lelah memperhatikanku, tak pernah lelah menjawab doa-doaku, tak pernah lelah mengangkatku ketika ku terjatuh...
sampai saat ini aku mampu lagi menghadapi semua yang ada di hadapanku...
semua itu karena kasihMu...
terima kasih Allahku buat setiap hal yang Kau lakukan dalam hidupku...
sudah sepantasnya aku selalu mengingatMu...
karena hidup bersamaMu itu indah Bapaku...



hanya dekat Allahku
rasa tenang hatiku
Kau sertai jalanku, sepanjang hidupku...
hanya dekat padaMu
ada kekuatan baru
Kaulah perlindunganku, keselamatanku

dekat padaMu itu kerinduanku Yesusku...
kuingin selalu bersekutu denganMu
menikmati hadiratMu
biarlah rohMu tinggal dalam hidupku
sungguh indah bersamaMu
SELAMANYA....

Rabu, 23 Maret 2011

Dia selalu menantiku...

Tok...tok...tok..”
Ketukan dari pintu yang tadi sengaja kututup perlahan, dan kukunci, dengan harapan tak ada yang mengganggu.
“Tok...tok...tok...”
Ingin rasanya membuka pintu itu, tapi..... aku sedang melakukan apa yang Dia tidak inginkan.
 Rasanya aku harus berbohong lagi. Klik.. gelap seketika...
“Aku mau tidur...” jawabku
“Tok..tok...tok”
“AKU MAU TIDUR !!!”
“Tok..tok..tok...”
“......”
...
Kubuka sedikit pintu, dengan harapan paling tidak Ia mengintip apa yang sedang aku lakukan. Dengan alkitab di tanganku, dan komputer menyala di depanku. “Ini untukMu...” kataku dalam hati.

Kubuka pintu, berteriak “ mari masuk..”. Ingin rasanya kutunjukan sesuatu yang ada di tanganku kepadaNya, Alkitab yang sedang kubaca, dan sebuah buku lain yang telah kutulis. Ingin kuserahkan langsung kepadaNya dengan senyum mengembang dan mendengar Dia mengatakan kata HEBAT...

“Tok..tok...tok...” Kembali terdengar ketukan lembut dari balik pintu.
Ingin rasanya berkata bahwa sekarang bukan saat yang tepat, aku terlalu lelah, terlalu pusing, terlalu stress, terlalu sibuk. Tapi aku tidak tega, aku tidak ingin mengatakan itu, Hanya diam jawabanku. Dan saat ketukan itu berlalu, aku menghela nafas panjang.

“Tok...tok...tok...” ketukan itu kembali hadir di saat yang tak tepat.
Di saat sengaja kukunci pintu, menutup rapat pintu itu sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang tau bahwa aku sedang menitikan sedikit air mata, menutup kepalaku dengan guling, dan membiarkan malam berlalu.
“Tok...tok...tok...”
“......”
“Tok..tok...tok...”
Ada sebuah surat menyembul dari bawah pintu yang kututup rapat. Surat dari kertas sederhana, dengan tulisan sederhana, tanpa nama, berbunyi :
“Sayang sekali kita harus dipisahkan oleh sebuah pintu, yang tanpa kau ketahui, ada sebuah lubang kecil di sisi yang satu lagi, dimana Aku bisa melihat dirimu kapanpun.  
Ketukan itu bukan untuk mengganggumu, ketukan itu untuk mengingatkanmu bahwa Aku selalu rindu akan dirimu. Bahwa aku selalu melihatmu, peduli denganmu, dan takkan membiarkanmu jatuh lebih dalam lagi.
"Sayangnya, saat kau menutup pintu itu, menandakan dirimu tidak mau melihatKu, dan tak mau terlihat olehKu. Dan saat kau membuka pintu itu, kamu sangat berharap Aku melihatmu tanpa kau harus melihatKu.
Bukan itu yang kuingini. Bukan pintu yang kuinginkan. Seandainya pintu itu diganti dengan jendela, engkau akan selalu melihat bahwa aku selalu berdiri di sisi ini, melihatmu, berharap Engkau melihatku juga, paling tidak menyadari kehadiranKu.
Karena Aku sungguh mengasihimu, dan takkan kubiarkan dirimu jatuh dalam dosa dan menjatuhkan diri sendiri kepada dosa, yang sama, lagi dan lagi.
 Karena engkaulah alasan kenapa Aku selalu berdiri di sini, yang selalu mengetuk saat engkau tutup pintu ini.” Aku MENGASIHIMU anakku karena Aku lah Bapamu...

Air mataku menetes, dan seketika aku sadar betapa setianya Dia menungu dan menjagaku.
Bapa tempat aku mengadu, tempat aku mencurahkan segala isi hatiku, Bapa yang selalu memberikan tanganNya ketika aku terjatuh...
tetapi kadang aku selalu mengabaikan Dia ketika aku sibuk....

“Ku akan berjuang sampai akhirnya Kau dapati aku tetap setia. Ampuni aku Yesus..”

From deepest my Heart,

Selasa, 22 Maret 2011

Maafkan aku...

Maafkan aq...
Jika hari ini aq membwtmu menangis...
Maafkan aq...
Jika membwt hatimu sedih...
Maafkan aq...
Jika seluruh sikap n kata2q menyakiti hatimu...

Sejujurnya...
Aq jauh lebih sedih n sakit ketika kata2 itu terucap dr bibirq...
Aq jg merasakan sakit ketika aq brusaha blg kita bukan sahabat lg...
Aq jg merasakan itu...
Aq jg sakit ketika memaksakan diriku tuk blg lebih baik kita ttp kek gini...
Jd teman biasa yg tak prlu saling tw keadaan kita...
Yg tak perlu harus jujur ttg hati kita...
Krn sdh 2 tahun ini kt tak pernah saling peduli lg.

Maafkan aq sahabat... krn smpai saat ni aq bukan seorg sahabat yg baik buatmu...

Makasiih telah menjadikanq n mau menjadi seorg sahabat bwtq...


Buat sahabatq yang tlah menangis krnQ...